Kamis, 05 Juni 2014

UAS PENGELOLAAN LABORATORIUM (04 s/d 18 Juni 2014)


Soal :
1.      Buatlah rubric angket tentang keamanan dan keselamatan bekerja di laboratorium!
2.      Buatlah peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang fisika, kimia dan biologi !
3.      Uraikan tahapan-tahapan dalam memusnahkan reagen buffer, Asam Nitrat (air keras), basa logam alkali selain NaOH dan KOH !
4.      Uraikan bagaimana etika dalam melakukan survey di laboratorium sehingga data-data yang di butuhkan dapat di analisis !

Jawaban : 
1. 



2.      Peraturan bekerja
v  Peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang fisika :
1.     Pada saat praktikum harus berpakaian rapi (jika ada jas praktikum wajib digunakan), sepatu beralas karet dan berkaos kaki.
2.    Makanan dan minuman apa saja harus disimpan dan dikonsumsi di luar laboratorium.
3.    Tidak diperkenankan merokok di dalam laboratorium.
4.    Barang milik pribadi seperti tas disimpan dalam loker.
5.    Personel dengan rambut panjang disarankan untuk mengikatnya di belakang.
6.    Di larang duduk di atas meja laboratorium. Jangan sekali-kali berlari di laboratorium.
7.    Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop kontak dan circuit breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya laporkan pada asisten.
8.    Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/strum) secara tidak sengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas, dll.
9.    Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain.
10. Keringkan bagian tubuh yang basah, misalnya karena keringat atau sisa air wudhu.
11.  Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.
12. Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas, dan sejenisnya) ke dalam Laboratorium bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.
13. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebihan.
14. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum.
15. Jangan membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke dalam Laboratorium bila tidak diperlukan dalam percobaan.
16. Jangan memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang, dll.
17. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai.
18. Hindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain misalnya bermain-main saat praktikum.
19. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
20.Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat.
21. Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.
22.Pahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.
23.Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut.
24.Kerusakan instrumentasi praktikum menjadi tanggung jawab bersama rombongan praktikum ybs. Alat yang rusak harus diganti oleh rombongan tersebut.
v  Peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Kimia :
1.  Laksanakan dan terapkan Tata Tertib Laboratorium yang berlaku.
2.  Mengetahui dan memahami terlebih dahulu prinsip-prinsip dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
3.  Gunakan peralatan kerja seperti  kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi kulit/pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki serta masker untuk melindungi saluran pernafasan dari uap/gas yang bersifat toksik.
4.  Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia. 
5.  Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi. 
6.  Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat. 
7.  Dilarang makan/minum/merokok (dilaboratorium) atau menggunakan alat komunikasi saat bekerja
8.  Hindari luka/tertusuk pada saat bekerja (lakukan segala sesuatu dengan hati-hati).
9.  Menyimpan barang milik pribadi seperti tas dalam loker.
10.            Dilarang melakukan kegaduhan ataupun mengganggu ketenangan dalam laboratorium.
11.            Sewaktu meninggalkan laboratorium haruslah selalu diteliti ulang apakah air, gas, listrik, dan jendela telah dalam keadaan aman.
*      Bekerja aman dengan bahan kimia 
1.       Hindari kontak langsung dengan bahan kimia. 
2.       Hindari mengisap langsung uap bahan kimia. 
3.       Menggunakan masker
4.     Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus. 
5.       Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal). 
*      Memindahkan bahan kimia 
1.     Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan (Lihat lampiran 1 dan 2).
2.    Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3.    Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
4.    Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk  mencegah kontaminasi. 
*      Memindahkan bahan kimia cair 
1.     Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus  telapak tangan memegang botol tersebut.
2.    Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat terkontaminasi.
3.    Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak terpercik.
4.    Jangan menggunakan pipet yang sama untuk memindahkan bahan kimia yang berbeda.
*      Memindahkan bahan kimia padat
1.  Gunakan wadah yang sesuai (melihat karakteristik) untuk pengambilan bahan kimia.
2.  Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
3.  Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan tersebut. 
*      Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1.  Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2.  Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
3.  Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri. 
*      Cara memanaskan larutan menggunakan gelas kimia
1.  Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.
2.  Letakkan batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah pemanasan yang cepat/mendadak
3.  Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air, maksimum seperempatnya. 

v  Peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Biologi :
1.  Laksanakan dan terapkan Tata Tertib Laboratorium yang berlaku.
2.  Hindari penyebaran percikan bahan infeksi dari spesimen (mis : saat penanaman /pembakaran dengan sengkelit
3.  Tempatkan spesimen pada wadah yang sesuai standar
4.  Desinfeksi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang sesuai
5.  Cuci tangan pada saat yang tepat dengan sabun/desinfektan, jangan menyentuh mulut, hidung dan mata saat bekerja
6.  Jangan makan/minum/merokok/menggunakan alat komunikasi saat bekerja
7.  Gunakan jas praktikum saat bekerja, khusus Lab. Mikrobiologi wajib memakai sarung tangan dan masker.
8.  Hindari luka/tertusuk pada saat bekerja (lakukan segala sesuatu dengan hati-hati).
9.  Lakukan sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang sisa spesimen.
10.  Sediakan tempat untuk sampah terkontaminasi dan tidak terkontaminasi.

3.Tahapan-Tahapan dalam memusnahkan reagen buffer :
Larutan buffer (larutan penyangga) ada 2 jenis, yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Jadi menurut saya cara memusnahkan reagen buffer ini yaitu :
  • -          Dengan cara membuat larutan tersebut ber-pH netral.
  • -          Tambah sejumlah larutan pereduksi (bisulfit atau ferosulfat yang ditambah H2SO4
  • -          Reaksi di biarkan selesai dan di netralkan dengan NaOH atau HCl.
  • -          Jadi, larutan penyangga yang bersifat sedikit basa di netralkan dengan larutan penyangga yang bersifat sedikit asam, begitu sebaliknya.
  • -          Setelah Ph netral, baru di buang ke lingkungan dengan banyak air.


Tahapan-tahapan dalam memusnahkan Air keras :
Air keras adalah larutan asam kuat yang cukup pekat.[1] Bila air keras mengenai kulit, akan timbul nyeri hebat, bahkan kulit akan mengalami luka bakar. Contoh air keras adalah asam sulfat yang dipakai untuk aki, asam klorida untuk membersihkan permukaan logam sebelum disoldir, asam nitrat untuk menguji logam mulia, dan asam fosfat untuk membuat garam fosfat. Jadi menurut saya cara memusnahkan air keras yaitu :
  • -          Untuk bahan-bahan kimia yang larut daalm air sisa asam /basa di netralkan terlebih dahulu baru di buang.
  • -          Asam : HCl, HF, HNO3, H3PO4, H2SO4
  • -          Penetral : NaHCO3, NaOH dan Ca(OH)2 dengan perbandingan 1:1
  • -          Logam-logam berbahaya seperti Pb, Cd, Hg di endapkan terlebih dahulu, kemudian cairannya di netralkan.
  • -          Setelah itu cairan di buang dan endapan di buang di tempat khusus.
  • -          Tambahkan ke dalam sejumlah besar campuran NaOH dan Ca(OH)2. Buang campuran tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.


Tahapan-tahapan dalam memusnahkan basa logam alkali selain NaOH dan KOH :
Misalnya Kalsium hidroksida (Ca(OH)2 dapat di lakukan dengan dua penanganan.
-          Pertama untuk penanganan bahan tertumpah, dapat di lakukan dengan cara mengencerkan denagn air dan di netralkan dengan 6 M HCl,
-          Dan di serap dengan kain atau di pinadahkan pada suatu wadah untuk di buang.
-          Kemudian untuk pemusnahannya yaitu dengan menuangkan di dalam bak dan di encerkan dengan air serta di netralkan.
-          Lalu di buang dalam pembuangan air biasa.

4.  etika dalam melakukan survey di laboratorium sehingga data-data yang di butuhkan dapat di analisis.
Semua riset yang melibatkan manusia sebagai subyek, harus berdasarkan empat prinsip dasar Etika Penelitian (EP), yaitu :
1.      Menghormati orang (respect for person)
Menghormati atau menghargai orang ada dua hal yang perlu di perhatikan, yaitu :
a.       Peneliti harus mempertimbangkan secara mendalam terhadap kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian.
b.      Terhadap subyek penelitian yang rentan terhadap bahaya penelitian, perlu perlindungan.
2.      Manfaat (beneficence)
Keharusan secara etik untuk mengusahakan manfaat sebesar-besarnya dan memperkecil kerugian atau resiko bagi subyek dan meperkecil kesalahan penelitian. Hal ini memerluakn desain penelitian yang tepat dan akurat, peneliti yang berkompeten, serta subyek terjaga keselamatan dan kesehatannya. Deklarasi Helsinki butir 1.4 : melarang pelaksanaan yang mendatangkan resiko. Subyek sifatnya sukarela yang harus di hormati.
3.      Tidak membahayakan subyek penelitian (non-maleficence)
Salah satu butir yang utama adalah mengurangi bahaya terhadap subyek serta melindungi subyek.
4.      Keadilan (justice)
Semua subyek di perlakukan dengan baik. Ada keseimbangan manfaat dan resiko. Resiko yang di hadapi sesuai dengan pengertian sehat, yang mencakup : fisik, mental, dan social. Oleh karena itu, resiko yang mungkin di alami oleh subyek atau relawan meliputi : resiko fisik atau biomedis, resiko psikologis atau mental, dan resiko social. Hal ini terjadi karena akibat penelitian, pemberian obat atau intervensi selama penelitian.


Selasa, 03 Juni 2014

ADMINISTRASI LABORATORIUM (LANJUTAN)

KAIDAH PEMUSNAHAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM
Konsep manajemen limbah:
Menghindari, mengurangi dan membuang limbah laboratorium Penggunaan kembali limbah laboratorium dapat dilakukan, misalnya: untuk bahan kimia yang telah digunakan setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh, hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan. Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan diperlakukan dengan distilasi.
Selama semua pengerjaan (dalam hal ini: percobaan kimia) dimana terbentuk sejumlah besar limbah harus diperiksa dengan hati-hati, apakah mungkin untuk mengurangi jumlah limbah dengan penggunaan pengukuran yang sesuai (misal: kondisi reaksi lainnya, penurunan skala volume reaksi). Hanya dalam kasus dimana pengurangan jumlah limbah lebih lanjut tidak mungkin secara prophylaxis dan pengukuran daur ulang, maka cara lama untuk pembuangan limbah harus dilakukan.

Limbah Berbahaya di Laboratorium

Kelompok penting dari limbah adalah bahan kimia sisa/residu yang biasanya di
kelompokkan sebagai limbah berbahaya. Senyawa ini dilarang untuk dibuang melalui
pengumpulan limbah publik atau melalui saluran air limbah yang umum.

Tipe limbah yang digolongkan sebagai limbah berbahaya harus dikumpulkan secaran terpisah dan dikirimkan oleh penghasilnya kepada perusahaan pembuangan yang telah disetujui. Penghasil limbah juga harus mengirimkan data yang sesuai tentang tipe limbah berbahaya tersebut. Berdasarkan tipe limbahnya, nilai ambang batas tertentu untuk kandungan dan sifat bahan kimia harus dipatuhi. Senyawa yang hanya bias dibuang dengan biaya tinggi harus dihindari, jika dimungkinkan diganti dengan bahan pengganti yang sesuai, yang dapat dibuang dengan biaya yang lebih efektif dan dengan cara yang ramah terhadap lingkungan.

Pengumpulan Limbah Berbahaya
Tipe limbah yang berbeda sebaiknya tidak dicampur menjadi satu. Untuk setiap tipe limbah digunakan wadah khusus, yang telah diberikan oleh universitas untuk pengumpulan. Wadah ini akan dikembalikan ke gudang penyimpanan limbah. Wadah tersebut tidak boleh diisi lebih dari 90% (untuk menghindari tumpahan selama pengangkutan) dan harus ditutup rapat serta diberi label dengan benar. Jika tidak, perusahaan penanganan limbah tidak diijinkan untuk
menerimanya. Wadah yang rusak, bocor atau terkontaminasi dengan senyawa
berbahaya juga tidak dapat diterima.

Aturan umum untuk penanganan limbah berbahaya adalah menghindari resiko yang membahayakan terhadap manusia dan lingkungan baik selama penyimpanan,
pengangkutan dan pembuangan bahan-bahan tersebut.

Air Limbah yang Terbentuk Di Laboratorium
Air limbah laboratorium adalah cairan apa saja yang berasal dari tempat pencucian. Pada kasus yang ideal biasanya mengandung sedikit air. Pada praktek sehari-hari , limbah ini biasanya mengandung larutan berair yang telah terlebih dahulu dinetralkan menjadi pH 6 sampai 8 dan tidak mengandung logam-logam berat.

Selama pembuangan air limbah, ambang batasnya harus sesuai dan biasanya
nilai ini diberikan oleh pejabat pengurus air limbah yang berwenang. Harus dipatuhi bahwa dilarang mengencerkan air limbah dalam usaha untuk mencapai nilai  3 ambang batas ini. Sebagai contoh Tabel 1 menyajikan nilai ambang batas untuk polutan yang berbeda di Technical University of Braunschweig. Bila hasilnya melebihi nilai tersebut maka biaya perlakuan air limbah akan membengkak. Jika nilai ambang batas melebihi dua kalinya, maka permasalahan ini akan dibawa ke pengadilan. Senyawa yang diijinkan untuk dibuang ke dalam air limbah adalah senyawa yang tidak terdapat dalam tabel berikut, tidak digolongkan sebagai senyawa berbahaya, dan jika bahan tersebut tidak berbahaya untuk lingkungan dan untuk pengoperasian instalasi pengolahan air limbah.

Parameter Dasar yang Penting Untuk Kualitas Air Limbah
*      Nilai pH dari air limbah harus berkisar antara 6,0 sampai 10,5
*      Temperatur tidak melebihi 35oC
*      Toksisitas air limbah harus lebih kecil dari nilai yang dapat mempengaruhi proses biologi pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pembuangan lumpur atau penggunaan lumpur.
*      Konsentrasi zat warna dalam air limbah harus kurang dari nilai yang dapat menyebabkan perubahan warna pada IPAL umum.
*      Nilai ambang batas untuk fenol dibuat rendah (0,025 mg/L air limbah) karena senyawa ini dapat menyebabkan rasa-sakit yang sangat susah dihilangkan selama pemurnian air.
*      Nilai ambang batas untuk senyawa yang menggunakan oksigen seperti natrium sulfit, garam besi (II) dan tiosulfat ditetapkan 50 mg/L air limbah.

table 1 Senyawa anorganik – Nilai ambang batas (TLV) untuk kation
Kation
TLV (mg/L)
Antimoni
0,25
Arsen
0,05
Barium
1,0
Timbal
0.5
Cadmium
0,05
Kromium, total
0,5
Kromium (VI)
0,1
Kobalt
1,0
Tembaga
0,5
Nikel
0,5
Merkuri
0,0025
Perak
0,25
Zinc
2,5
tin
0,5


Dianjurkan untuk mendetoksifikasi sejumlah kecil limbah bahan kimia berbahaya di
laboratorium oleh staff yang berkompeten. Keterangan lebih rinci tentang prosedur yang
dapat digunakan terdapat pada cara pengerjaannya. Tipe limbah berbahaya berikut
selalu terjadi pada pekerjaan di laboratorium. Oleh karena itu, berikut ini diberikan
beberapa informasi untuk mengolah dan membuangnya.

Bahan kimia sisa:
Sebagai bahan kimia sisa, hanya bahan berikut yang dapat dibuang yaitu jika
• penyusunnya telah diketahui
• tidak digolongkan sebagai bahan yang mudah meledak, dan
• tidak bersifat radioaktif
Semuanya harus tidak mengandung penyusun yang sangat beracun seperti
dibenzodioksin dan furan terpoliklorinasi (PCDD/F), bifenil terpoliklorinasi (PCB) atau
bahan untuk perang.

Wadah limbah harus diberi label dengan benar meskipun pada wadah yang kecil.
Bejana kecil dan vial yang digunakan untuk produk reaksi dari pekerjaan lab dapat
dikumpulkan dalam wadah untuk bahan padataan dan diberi keterangan, contohnya:
sebagai “produk sintesis dari pekerjaan lab kimia anorganik dalam vial). Jika bahan
kimia tidak diketahui (misal : dalam bejana tanpa label), dianjurkan untuk mengelusidasi
tipe dari senyawa yang tersebut.

Bahan kimia yang telah digolongkan pada golongan limbah tertentu harus dibuang
sesuai dengan golongan tersebut. Sebagai contoh adalah asam klorida. Bahan ini  5
dimasukkan ke dalam kelompok limbah “asam anorganik, campuran asam dan
mordants. Artinya, HCl harus tidak dibuang sebagai bahan kimia sisa/residu.

Bahan kimia lama yang disimpan di dalam bejana tertutup sebaiknya ditawarkan kepada
kelompok atau institusi lain untuk kepentingan yang lain. Bahan ini dapat dibuang
hanya jika tidak ada seorangpun yang tertarik untuk memilikinya dalam jangka waktu
yang telah ditentukan.

Terdapat pula pengambilan kembali bahan kimia dan pelarut dalam jumlah besar oleh
pembuat bahan kimia tersebut. Sebagai contoh, Perusahaan Merck menawarkan suatu
layanan dengan nama Retrologistics. Bahan kimia yang dikirimkan akan diuji kondisinya
dan tipe serta jumlahnya didokumentasikan. Kandungan dari bejana kecil dengan bahan
kimia yang diketahui akan digabungkan menjadi jumlah yang lebih besar. Setelah
analisis dan kontrol kualitas, senyawa tersebut akan digunakan dalam produksi dan
sintesis. Jika penggunaan kembali tidak dimungkinkan, bahan kimia tersebut akan
dibuang menurut aturan yang telah ditetapkan.

Asam Anorganik, Campuran Asam dan Mordant
Nilai pH dari larutan ini harus di bawah 6. Larutan asam berair ini harus bebas dari
• sianida (jika tidak, maka akan terbentuk hidrogen sianida !)
• ion amonium (maks. 0,1 mol/L diijinkan), dan
• tipe senyawa organik lainnya (misal : pelarut, lemak dan minyak)

Asam yang telah digunakan yang mengandung asam nitrat (misalnya campuran asam
nitrat) harus dinetralkan dan kemudian dibuang sebagai ”dibersihkan dan dicuci dengan
air)”

Larutan asam yang tidak mengandung logam berat atau bahan berbahaya lainnya dapat
dinetralkan dengan natirum hidroksida atau natrium hidrogen karbonat dalam jumlah
molar yang sama dan kemudian dibuang ke dalam air limbah laboratorium.

Basa, Campuran Basa dan Mordant
Limbah golongan ini merupakan limbah cair dengan pH di atas 8. Larutan basa
hidroksida berair ini harus bebas dari
• sianida
• ion amonium (maks. 0,1 mol/L, jika tidak akan terjadi pelepasan amonia !), dan
• tipe senyawa organik lainnya (misal : pelarut, lemak dan minyak)

Larutan basa yang tidak mengandung logam berat atau bahan berbahaya lainnya dapat
dinetralkan dengan asam klorida dengan jumlah molar yang sama dan kemudian
dibuang ke dalam air limbah laboratorium.

Air Dari Pembersihan Dan Pencucian yang mengandung garam logam
Limbah golongan ini mengandung larutan berair dari garam logam yang harus bebas
dari
• sianida
• ion amonium (maks. 0,1 mol/L diijinkan), dan
• tipe senyawa organik lainnya (misal : pelarut, lemak dan minyak)
Untuk larutan berair ini dimungkinkan terjadinya pengurangan volume yang nyatan dengan menggunakan pengukuran konsentrasi.

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG

struktur organisasi laboratorium SMP


 Struktur Organisasi Laboratorium SMA
Struktur Organisasi SMA

Struktur Organisasi Laboratorium SD